Kamis, 23 Juli 2009

Sifat dan Mutu Air

I. Pendahuluan.

Pada dasarnya kualitas air irigasi sangat penting ,jika sistim irigasinya akan dipakai untuk jangka panjang atau cukup lama,karena ini akan dipengaruhi oleh unsur fisik dan kimia yang dimiliki oleh tanah maupun air .Kualitas air juga akan mempe-ngaruhi hasil atau produksi daripada tanaman.Untuk itu banyaknya kandungan fisik dan kimia yang dikandung oleh air irigasi sangat perlu diketahui untuk menaksir kecocokan untuk irigasi.
Banyaknya unsur pokok penting yang dibutuhkan dalam penentuan
air irigasi sangat pentingUntuk ini perlu diambil contoh air dan di-
periksa di Laboratorium,setelah dilakukan analisis terhadap contoh air dari suatu sumber air dari suatu daerah irigasi yang yang membutuhkan dan mengambil langkah-langkah selanjutnya.
Adapun untuk keperluaan identifikasi yang perlu dilakukan guna dianalisis,khusus untuk keperluaan irigasi antara lain :
1. Disolved Solid ( part per million )
2. Electrical Conductivity ( microomhs/cm)
3. Calsium dan Magnesium ( Ca dan Mg ).
4. Sodium ( Na ).
5. Carbonate dan Becarbonate ( Co3 dan Hco3).
6. Chloride (Cl).
7. Potasium ( K ).
8. Sulphat ( So4 )
9. Nitrate ( No3).
10.Boron ( B ).

II.Permasalahan.
Dalam pelaksanaan dilapangan banyak terjadi kegagalan panen ,yang pada umumnya pakar-pakar memberikan suatu penjelasan bahwa hal tersebut disebabkan oleh hama ( Hama Wereng ) namun sampai saat ini hal tersebut sangat kurang sekali perhatian dari para praktisi dan pakar-pakar irigasi dan pertanian dalam kegiatan “Irrigation Water Management “
Untuk itu pada kesempatan yang terbatas ini dicoba untuk menjelaskan bagaimana untuk mengatasi kegagalan yang sering terjadi dilapangan tersebut antara lain disebabkan oleh :
1. Jarang sekali diwaktu setelah beroperasinya suatu Bendungan pemeriksaan terhadap mutu air yang masuk ke jaringan irigasi diperiksa secara rutin atau berkala.
2. Kurang berfungsinya institusi yang terkait dengan sumber daya air dalam pengendalian konservasi,pengendalian pemamfatan/penggunaan dan pengendalian daya rusak air.
3. Kurangnya pemahaman dari praktisi dan stakeholder dalam hal mamfaatnya pemeriksaan sifat dan mutu air dalam bidang pertanian khususnya baik sebelum operasi,sedang beroperasi
Dari hal-hal tersebut dan dari hasil analisa parameter yang diterangkan diatas setelah diketahui hasilnya maka akan diteruskan untuk mendapatkan “Sodium Adsorption Ratio “ atau SAR,dimana “ SAR “ dapat dicari dengan memakai rumus-rumus yang telah ditentukan.

III, Dasar Teori.
3.1. Untuk mengendalikan hal-hal diatas baik Sifat maupun Mutu
3.2. Air yang akan dikonsumsi oleh tanaman pada khususnya disini akan digunakan rumus-rumus seperti dibawah ini agar supaya memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh Badan Pangan Dunia ( FAO ) atau Food and Agriculture Organisation.
Rumus “Sodium Adsorption Ratio” ( SAR ).

( Na ++)/ ( √Ca++ + Mg++)
SAR = ------------------------ ….( Pers 1 )
2

Dimana :
SAR = Sodium Adsorption Ratio.
Dimana Na ++ , Ca++ , Mg++ diwakili dalam Meq/liter dari masing-masing Ion.
Dalam memperkirakan ”Sodium Adsorption Ratio ” atas nilainya untuk air Irigasi dapat diketahui melalui suatu nomograph.

3.3 Untuk menghitung ”Sodium Adsorption Ratio” ini juga sangat
berhubungan dengan Rumus ESP ( Exchangeable Sodium Persentage) ,karena kedua rumus ini sangat menentukan besarnya Sodium yang terkandung didalam air yang akan dimamfaatkan sesuai yang diizinkan .

Rumus ” Exchangeable Sodium Persentage ” ( ESP ).


100 ( - 0,0126 + 0,1475 SAR )
ESP = --------------------------------------------- ….( Pers 2 )
1 + ( - 0,0126 + 0,01475 SAR )






IV. Batasan Konsentrasi
IV.I Pengaruh Konsentrasi Boron pada kualitas air sangat
perlu untuk menormalisasi pertumbuhan tanaman,tapi yang dibutuhkan sangat sedikit sekali .Kekurangan unsur Boron mempengaruhi produksi dan memberi tanda yang menyolok pada macam tanaman ,dimana unsur Boron juga merupakan racun bagi specis tanaman dan kandungannya terlalu banyak akan menyebabkan gangguan bagi tanaman sensitif dan ini sering sekedarnya dibutuhkan untuk pertumbuhan normal dari kebanyakan tanaman .
Dalam hal ini keasaman terbukti dan nyata dengan waktu tertentu,secara ekonomi sangat rugi bila air irigasi dengan berisikan 1 ( satu ) ppm Boron.Pada waktu tertentu tanaman alfalfa (Rumputan ) akan menjadi tumbuh maksimum dengan 1 sampai 2 ppm Boron.Dengan kejadian seperti yang disebutkan tadi bahwa Boron sebagai kumpulan racun disejumlah air irigasi membuat perlunya pertimbangan penaksiran unsur pada kualitas air.
Batas yang diizinkan dari Boron pada air Irigasi adalah seperti tertera dibawah ini :






DAFTAR : BATAS YANG DIIZINKAN UNTUK BORON
PADA KLASIFIKASI AIR IRIGASI.
Tabel .4.1
KLASIFIKASI TANAMAN ( ppm )
SENSITIF SEMI TOLERANSI TOLERAN
1 0.33 0.67 1.00
2 0.33 – 0.67 0.67 - 1.33 1.00 – 2.00
3 0.67 – 1.00 1.33 - 2.00 2.00 - 3.00
4 1.00 - 1,25 2.00 - 2.50 3.00 - 3.75
5 1.25 2.50 3.75

4.2. Syarat Air Dibutuhkan ( Leaching Requirments ).
Untuk lahan areal irigasikeseimbangan garam pada tanah harus dimonitor,karena pada musim tertentu pemusatan garam pada tanah tidak akan ada pertambahan,maka itu untuk terpeliharanya keseimbangan garam secara optimal,banyak cara agar air irigasi wajib dibebaskan garam khusus dibawah daerah akar.Leaching Requirments adalah frakasi tambahan dari air,yang diungkapkan dalam ratio atau persen (% ),yang dibutuhkan untuk membebaskan garam dari tanah dan akan meningkatkan pertumbuhan tanaman dan tidak merugikan.
Untuk menghitung Leaching Requirments dapat dipakai
salah satu rumus umum.
Dd ECi
LR = ---------- = -------------- ……… (Pers. 3 )
Di ECd

Dimana :

LR = Leaching Requirments ( % )
Dc = Depth of Cultivation ( cm )
Di = Depth of Irrigation ( cm )
Dd = Depth of Drainage ( cm )
ECi = Electrical Conductivity of Water Irrigation.
ECd = Electrical Conductivity of Water Drainage.

Dan,
Di = Dc + Dd ………………………( Pers 4 )

Dengan memasukan Pers ( 3 ) ,maka Dd menjadi :


Dc
Di = ----------------- .............................( Pers 5 ). 1 – LR
Persamaan Leaching Requirments dalam bentuk EC ratio dari air irigasi dan drainase tercantum hubungannya seperti dibawah ini :
ECd
Di = (-------------------------- ) Dc.........( Pers 6).
Ecd - Eci

TABEL : BATAS TOLERANSI AIR PERMUKAAN TANAH
UNTUK IRIGASI. Tabel 4.2
NO NAMA / SIFAT BATASAN TOLERANSI
1 Ph Value 5,5 - 9,0
2 EC pada 25 ºċ 300 x 10‾6 mhos
3 Free Carbon Dioxid ( Co2) -
4 Alpha Emitters ( mc/ml ) 10‾9
5 Betha Emitters ( c /ml ) 10‾8
6 Total Disolved Solid (inorganik) 2100
7 Sulphat ( So4) mg/l 1000
8 Chlorides (CL ) mg/l 600
9 Boron ( B ) mg/l 2.0
10 Sodium ( Na ) 60.
V.Analisa hasil.
Bila mengacu kepada penjelasan yang diatas ,jelaslah bahwa tidak semua air cocok untuk dipergunakan bagi kebutuhan air irigasi.Air yang dapat dinyatakan kurang baik untuk air irigasi biasanya mengandung unsur-unsur kimia seperti tercantum dibawah ini :
a.Bahan kimia yang beracun bagi tumbuhan atau orang yang
memkan tanaman tersebut.
b.Bahan kimia yang beraksi dengan tanah yang kurang baik.
c.Tingkat keasaman air ( pH )
d.Tingkat kegaraman air.
e.Bachteri yang membahayakan orang atau binatang yang
memakan tanaman yang diairi dengan air tersebut.
Jadi yang menentukan besarnya bahaya adalah konsentrasi senyawa dalam larutan tanah,dengan demikian kriteria yang didasarkan pada kegaraman air irigasi hanyalah merupakan suatu pendekatan saja.Pada awal pemakaian air bahaya ini belum terlihat,tapi akan terlihat peningkataanya setelah bergulirnya waktu,dimana sejumlah unsur dapat merupakan racunbagi tanaman atau binatang sepeerti : Kandungan Boron sangat penting untuk pertumbuhan tanaman,namun bila lebih dari 0.05 mg/l akan dapat mengganggu tanaman(Sitrus,kacang-kacangan dan buah musiman ).Bila kandungan Boron lebih dari 4 mg/l ,semua tanaman akan terganggu,bahwa Boron ada terkandung didalam Sabun sehingga dapat merupakan faktor yang kritis dalam penggunaan limbah bagi irigasi.
VI.Kesimpulan dan Saran.
6.1 Kesimpulan .
Berdasarkan uraian diatas ada bermacam-macam faktor untuk menunjang atau mengantisipasi kegagalan dalam mencapai produksi yang maksimal antara lain :
1.Faktor Sumber Daya Manusia ,dimana tidak meletakan
seseorang pada tempatnya sesuai dengan keahliaannya
2. Institusi yang terkait dengan Sumber Daya Air masih
memakai pola pikir lama dengan arti masih egosektoral.
3. Masih kurangnya data base yang ada pada instansi yang
terkait ,sehingga sangat sulit untuk mengambil keputusan
yang akurat.
4.Pemahaman yang kurang dari pemakai/pengguna/pemam-
faat/stakeholder bahwa pentingnya pemeriksaan kualitas
air untuk Irigasi
5.Masih lemahnya regulasi yang ada dan sanksi yang tegas
dari pemegang kewenangan.



6.2 Saran.
Jelas kelihatan bahwa berdasarkan kesimpulan diatas ada beberapa saran-saran yang perlu mendapat dapat perhatiaan antara lain:
1.Perlu mendapatkan perhatian dalam penempatan Sumber
Daya Manusia dengan motto ( The Right Man,The Right
Place )
2.Perlu menyatukan pola pikir diantara institusi terkait
tentang Sumber Daya Air.
3Perlu meningkatkan Sistim Information Management
di setiap institusi yang ada.
4. Perlu dilakukan sosialisasi kepada setiap warga negara
tentang pemahaman UU No.7/2004 Tentang Sumber Daya
Air.
5 .Perlu memberlakukan sangsi yang tegas terhadap
setiap pelanggaran yang dilakukan oleh siapa saja di
Bumi Negara Republik Indonesia ini sesuai aturan dan
peraturan yang ada.





Daftar Pustaka .
1. R.D.Mirsa•M.Ahmed.” Manual of Irrigation
Agronomy,1987
2. Santosh Kumar Garg.” Water Supply Engineering”,
1992.
3. National Institute of Roorkee,India ,Hidrological
Influence of Forest,Juni 1993.
4. K.Subramanya.”Engineering Hydrology” ,1994.
5 Nurazwar.N “ A Dissertation Ground Water Quality
Arround of Rooekee”,1996.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar